
Depresi Bisa Terjadi Gara-Gara Terlalu Lama Hidup Sendiri,
Lipupankan6. Studi ini dilakukan oleh National Healthcare Institutions (NCH), yang merupakan bagian dari CDC.
Data yang digunakan diambil dari Survei Kesehatan Nasional tahun 2021, di mana lebih dari 29.400 responden diwawancarai. Hasilnya menunjukkan bahwa pada saat penelitian, sekitar 16% orang dewasa di Amerika Serikat tinggal sendirian, dan angka ini telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Bahkan, pada tahun 2022 berusia 33 tahun.
Ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah hidup itu sendiri merupakan faktor dalam risiko depresi? Artikel ini akan mempertimbangkan hubungan antara isolasi diri dan kemungkinan paksaan, menurut situs web Wearitian pada hari Selasa (21 Januari 2025).
Menurut laporan terakhir dari Pusat Kesehatan Nasional (NCHS) dan pusat -pusat kontrol dan pencegahan penyakit (CDC), orang dewasa yang hidup sendirian, lebih sering menderita depresi dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama orang lain.
Studi Pusat Kesehatan Nasional (NCHS) yang dilakukan oleh CDC menunjukkan bahwa 6,4% orang dewasa lajang menderita depresi. Sekali lagi, hanya 4,1% orang dewasa yang tinggal dengan orang lain melaporkan pengalaman seperti itu. Perbedaan -perbedaan ini diamati pada berbagai kelompok, termasuk jenis kelamin, usia, pendapatan dan kelompok etnis.
Dalam beberapa kasus, gejala depresi sering diintensifkan karena faktor ekonomi, terutama di antara mereka yang hidup sendiri. Orang tua dengan penghasilan rendah seringkali paling rentan. Beberapa orang memutuskan untuk menjalani kehidupan mereka karena berbagai alasan, mungkin karena pilihan mereka, pemisahan dalam hubungan atau karena hilangnya pemasok.
Studi ini juga mempelajari pertanyaan tentang tingkat ketersediaan dukungan sosial dan emosional yang diperlukan. Hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang hidup sendirian dan mengakui bahwa mereka jarang menerima dukungan sosial, dua kali lebih sulit untuk mengatasi tingkat stres daripada mereka yang dihadapkan pada situasi seperti itu, tetapi hidup dengan orang lain.
Lalu muncul pertanyaan, bagaimana berinteraksi dengan mereka yang tinggal sendirian?
Studi ini menjelaskan bahwa meskipun kita hidup sendiri, masih ada peluang untuk memperluas interaksi sosial.
Siapa pun yang tinggal sendirian dapat secara aktif berpartisipasi dalam berbagai acara tenaga kerja atau publik. Mereka sering bekerja di dunia jejaring sosial, memiliki akses ke berbagai komunitas dan menemukan dukungan emosional yang dapat mendukung kesehatan mental mereka.
Akomodasi dengan orang lain tidak selalu menjamin stabilitas kesehatan mental. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa orang tua dan mereka yang tinggal di satu tempat bersama keluarga atau orang lain memiliki lebih banyak peluang untuk memperburuk kesehatan mereka dibandingkan dengan mereka yang tinggal sendiri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa koleksi tersebut adalah “masalah global di bidang kesehatan masyarakat”. Ini tidak hanya dapat menyebabkan stres, isolasi dan isolasi sosial juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.
Menurut CDC National Center for Health (NCHS), hidup saja dapat meningkatkan risiko demensia menjadi 50%, penyakit jantung menjadi 39%dan diabetes menjadi 35%. Di sisi lain, terbukti bahwa hubungan dekat meningkatkan kesehatan mental, kesehatan dan dapat meningkatkan harapan hidup.
Konsultasikan dengan pekerja medis, seperti dokter keluarga, psikolog, psikiater atau psikoterapis, jika Anda merasa bahwa Anda adalah gejala depresi. Mereka dapat membantu Anda memahami situasi Anda dan memberikan saran praktis tentang cara mengatasinya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan mental termasuk depresi, kecemasan, skizofrenia, psikosis, demensia dan gangguan perkembangan.
Selain itu, konsekuensi dari stres juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Stres yang berlebihan adalah suatu kondisi yang merangsang pelepasan hormon tertentu dalam tubuh, yang mengarah pada peningkatan frekuensi kontraksi jantung dan tekanan darah.
Depresi adalah keadaan emosional yang bertahan dan memengaruhi cara Anda berpikir, Anda merasakan dan bertindak. Orang -orang yang mengalami serangan panik merasa putus asa dan tidak berdaya, yang disertai dengan perasaan sedih, kehilangan minat dan kebahagiaan.
Semua orang melihat proses adaptasi mereka sendiri. Beberapa dari mereka dapat disembuhkan selama beberapa minggu, sementara yang lain membutuhkan bertahun -tahun untuk hidup.