gbk99

Tak Dihadiri Menteri BUMN dan Menkeu, RUU BUMN Bahas Syarat Jadi Perusahaan Pelat Merah

Read Time:1 Minute, 12 Second

Republics.co.id, Jakarta-Rusia di Rumah Perwakilan Indonesia (RUU) dengan koreksi ketiga tahun ke-19 Perusahaan Negara Bagian 2003 (BUMM). Namun, Komite Perwakilan VI dari Perwakilan VI tidak memiliki Menteri Bumn Erick Thyir.

Ketua kursi Chambista Chambista, VI, Anggia Earma Rini, mengatakan salah satu poin utama dari akun Bumn adalah perbedaan antara perusahaan negara. Dalam rencana yang disepakati, ada mekanik merah muda baru untuk menentukan apa yang dapat dicapai dan bagaimana memastikan kepentingan nasional.

Di sisi lain, BUMM didorong untuk menjadi lebih mandiri dan efisien. Namun, Anggia ingat bahwa jika Privatisa tidak terkontrol dengan baik, itu dapat mengurangi peran strategis dalam perekonomian. Oleh karena itu, diharapkan akun Bumn memegang kendali dan mencegah tujuan yang mungkin ini.

“Kami membutuhkan keseimbangan di bidang kepentingan publik dan hak istimewa. Perusahaan publik harus bersaing, tetapi mereka masih memiliki misi untuk pertemuan yang baik, Sayan, Jakarta, Senay (1/1 / 1 / 2/2025).

Selain privatisasi, perubahan strategis lainnya pada undang -undang BUMM adalah untuk memperkuat administrasi perusahaan menggunakan prinsip perdagangan, yang memberikan perlindungan hukum bagi pihak berwenang -tentang pekerjaan tersebut. RUU ini mengendalikan kelompok kontrol internal dan Komite Kontrol lebih efektif dalam pentingnya perusahaan.

Selain itu, ada kebijakan politik yang mendorong orang untuk menanggapi kecacatan dan perempuan di tempat -tempat strategis di perusahaan publik.

Dengan akun Bumn menerima aturan ini, sesi pleeanary di DPR RI akan membuat keputusan tentang negosiasi II. Untuk memverifikasi, perubahan ini akan menjadi dasar bagi sah baru dalam bisnis perusahaan negara.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Carlo Ancelotti Berkomentar usai Real Madrid Menang 5-1 Melawan RB Leipzig di Liga Champions: Serangan Kami Sangat Mematikan
Next post BNI Bidik Pembiayaan Berkelanjutan Rp199,67 Triliun di 2025