gbk99

Soal Ekspor Listrik EBT, Bahlil Tagih Investasi dari Singapura

Read Time:2 Minute, 28 Second

LIPUTAN6.COM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (EDM) Bahlil Lahadalia tidak menjadi masalah dengan rencana aliran listrik Singapura (EBT). Namun, ia meminta investasi bersama di negara ini.

Sebelum itu, itu direncanakan untuk mendistribusikan listrik dari pabrik EBT dari Indonesia ke Singapura. Bahlill sendiri menyebutkannya beberapa waktu lalu.

“Saya sudah mengatakan bahwa kami tidak memiliki masalah dengan ekspor listrik ke Singapura.

Dia mengatakan bahwa harus ada sikap yang sama, terutama di negara -negara Asia Tenggara. Dia bersikeras bahwa dia masih bisa mengirim listrik EBT ke Singapura.

“Beginilah cara kami harus menjadi perlakuan yang sama. Kami berada di wilayah ASEAN, kami ingin berbagi. Kami ingin berbagi Singapura, tetapi Singapura kami?” Katanya.

Dalam konteks ini, Bahlill mengumpulkan investasi dari Singapura ke Indonesia. Misalnya, berinvestasi dalam proyek bawahan yang menjadi perhatian pemerintah.

“Dia perlu berinvestasi bersama, kita menekan, kita akan mendorong kita untuk turun. Ya, dia juga berinvestasi bersama. Nsinsia perusahaan bisnis yang tidak perlu, dia bertanya pada CCS, lalu ke Indonesia, OPO?” Dia menjelaskan. Kirim Tim Percakapan

Bahlill mengatakan rencana ekspor listrik EBT untuk Singapura masih dalam prosesnya. Itu mengirim tim untuk negosiasi tentang rencana tersebut.

Meskipun Bahlil tidak mengungkapkan poin percakapan, ia merujuk pada pertanyaan tentang kesetaraan dan kepentingan lokal.

“Sekarang tim sedang bernegosiasi, tim kami dan Singapura lebih bernegosiasi dan mencari format yang bagus,” katanya.

“Kami baik -baik saja dengan negara -negara lain, kami akan memberikan negara lain, tetapi negara -negara lain harus baik dengan kami. Kami mencintai mereka, tetapi mereka juga harus mencintai kami,” tambah Bahlil.

 

Sebelumnya, Menteri Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahlisalia mengungkapkan bahwa perhatian utama pemerintah menjadi ekspor listrik dari energi baru (EBT) yang baru. Dia menekankan pentingnya tindakan pencegahan sehubungan dengan ekspor listrik.

Menurut Bahlil, legal dalam konteks perdagangan bebas jika Indonesia mengekspor bagian dari aliran EBT di luar negeri. Namun, itu harus dikompensasi dengan pemerintahan yang baik.

“Ada masalah besar saat ini, ekspor listrik di luar negeri dengan energi baru terbarukan. Sebagai hasil dari perdagangan bebas, saya tidak punya masalah,” kata Bahlil di sebuah hotel Borobudur pada hari Rabu di Green Initiative pada tahun 2024 (25.09.2024).

Namun, kita harus berhati -hati dengan administrasi. Jangan biarkan manfaat kami memberi kami pihak lain yang benar -benar dapat membahayakan kami, ”lanjutnya.

 

Salah satu kekhawatiran Bahlill terkait dengan tingkat daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Mantan Menteri Investasi/Kepala BCPM menekankan bahwa EBT harus menawarkan keuntungan yang signifikan bagi Indonesia.

“Saya tidak bisa membayangkan keunggulan komparatif kami, energi terbarukan baru ini untuk pihak lain sampai kebutuhan lokal dipenuhi. Dan jika industri ini berkembang pesat di negara lain, sementara CO2 dikirim kembali ke Indonesia, apa yang akan terjadi pada orang -orang kita?” Katanya.

Bahlill juga menyebutkan bahwa Kementerian Energi dan Mineral saat ini melakukan studi tentang potensi ekspor EBT -Elektrik. Menurutnya, EBT lokal perlu diprioritaskan sebagai ekspor di luar negeri.

“Kami akan menyerahkan studi, tetapi saya akan selalu memprioritaskan kepentingan nasional. Jika kebutuhan nasional tidak cukup atau tidak optimal, mengapa kami harus mengirim ke luar negeri?” Bahlil Lahlil yang ditekankan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kisah Tim Mahasiswa UI Bawa Pendidikan Modern ke Pelosok Karimunjawa
Next post Kontroversi Worldcoin: Antara Janji Utopis dan Ancaman Privasi di Era Digital