
Perkuat Pasokan, Pertamina Operasikan Terminal LPG di Bima
Republic.co.id, Jakarta – Pt Pertamina (Perspero), melalui subjek komersial dan komersial, Pt Pertamina Patra Niaga, secara resmi menjalankan Terminal LPG BIMA, salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yang bertujuan untuk mempromosikan keamanan energi di Indonesia timur.
Konstruksi terminal LPG BIMA adalah bagian dari pemerintah dalam mendukung program transformasi energi dan memperkuat distribusi LPG di Indonesia timur. Proyek ini merupakan langkah strategis menuju peningkatan akses publik ke energi.
Teknik dan Infrastruktur Tanah Pertamina, Direktur Patr Niag, Eduward Adolof Kawi, mengatakan bahwa terminal LPG BIMA adalah salah satu upaya nyata Pertamine untuk memperkuat infrastruktur energi nasional, terutama di Indonesia timur.
Proyek Terminal LPG BIMA dimulai pada Maret 2019 dan selesai pada akhir 2023.
“Berkat keberadaan terminal LPG ini, kami dapat memastikan bahwa distribusi LPG lebih efisien, terdistribusi secara merata dan dapat menjangkau lebih banyak orang, terutama di daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan akses ke energi,” tambahnya.
Selain itu, Eduward menjelaskan bahwa terminal BIMA LPG adalah salah satu amplifier distribusi LPG yang memenuhi kebutuhan energi orang -orang di West Nus Tenggar (NTB), yang sebelumnya dilakukan dengan menyerahkan tangki pemotong menggunakan terminal LPG LOPG.
Dia juga menekankan bahwa proyek ini tidak hanya berlaku untuk infrastruktur fisik, tetapi juga merupakan bagian dari strategi besar dan dukungan untuk pertamina dalam memastikan keamanan energi nasional sesuai dengan Presiden Asta Cita Prabowo dalam mempertahankan perlawanan dan cufisiensi diri di Indonesia.
“Kami memahami bahwa ketersediaan energi yang andal adalah faktor kunci dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi regional dan domestik. Kami berharap bahwa keberadaan terminal LPG BIMA akan memastikan manfaat besar bagi masyarakat, industri dan sektor MSME di NTB dan lingkungannya,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, koordinator untuk merencanakan pengembangan infrastruktur minyak dan gas, Kementerian Energi dan Mineral, Sugiatho, mengungkapkan bahwa pembangunan terminal LPG adalah bagian dari alokasi pemerintah pemerintah yang diperintahkan dalam dekrit Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 2157 K/10/mem/2017.
“Konstruksi terminal LPG, terutama di Indonesia timur, adalah bagian dari alokasi pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dari empat tempat yang dialokasikan, tiga – Jayapura, Wayame dan Bima – berakhir dan siap untuk bertindak, sementara satu lokasi di Kupang, Nusa Teng Timur.
Menurut upaya untuk mempercepat proyek strategis ini, ia memainkan peran jaksa jenderal melalui manajemen PPS Jamintel dalam memastikan desain terminal LPG BIMA yang lancar. Kepala pemimpin ESDA Podside dan Direktorat Ilmiah dan Teknis PPS Jammintel dari Kantor Jaksa Agung Jenderal Indonesia, Agus Eko Purnomo, menjelaskan bahwa Kantor Jaksa Agung Jaksa Agung meyakinkan bahwa proyek ini telah berjalan sesuai dengan tujuan dengan prinsip waktu, kualitas dan tujuan yang benar.
Adapun Kementerian BUMN, Proyek Terminal LPG BIMA menerima dukungan penuh dalam proses mediasi dan pengawasan. Sub -core dari Kementerian Industri, Energi, Minyak dan Gas, Ni Kadek Yuliantani, menjelaskan bahwa Kementerian Spoe mengawasi proyek sesuai dengan sumbu waktu yang ditentukan.
“Kerjasama antar-Buman adalah kunci untuk memastikan keamanan yang efisien dari proyek ini. Proyek ini diselesaikan oleh proyek ini Alhamdulilah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek ini adalah tujuan utama pemerintah dan diharapkan untuk memastikan manfaat langsung masyarakat,” jelasnya.
Konstruksi terminal LPG BIMA adalah bukti keterlibatan pemerintah dan prospek dalam mempromosikan distribusi akses ke energi di seluruh Indonesia, terutama di Wilayah Timur. Selama operasi terminal ini, diharapkan keamanan energi domestik akan lebih kuat dan masyarakat dapat mengalami manfaat secara langsung.