gbk99

Percepat Penanganan Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan, Kemenkes Datangkan Dokter dari Arab Saudi

Read Time:2 Minute, 58 Second

LIPUTAN6.com, Jakarta – Sekitar 500 ribu pasien terbunuh karena jantung dan pembuluh darah di Indonesia.

Di sisi lain, dokter spesialis hilang, termasuk hati. Jika Anda menunggu pendidikan empat tahun, ditakuti bahwa 2 juta nyawa santai.

Untuk mempercepat manajemen, Menteri Kesehatan telah menetapkan kolaborasi Budi Gunadi Sadikin dengan Arab Saudi.

Dia mengumumkan Budi, dokter Rumah Sakit Raja Salman di Arab Saudi akan membantu dokter di hati kami Harapan dan Rumah Sakit untuk pembuluh darah.

“Jantung adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kami telah memperluas dan mempertahankan akses ke layanan jantung. Rekaman yang meninggal karena pembuluh jantung dan darah adalah sekitar 500 ribu,” kata Budi ketika ia bertemu di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan pembuluh darah, Kamis (1/30/2025).

Dia menambahkan, salah satu tindakan yang paling sulit adalah operasi jantung anak. Faktanya, dari 4,8 juta anak yang lahir setiap tahun, ada 15 ribu yang akan dioperasikan setiap tahun. Sejauh ini, anak yang berhasil dikelola adalah sekitar 4.900 hingga 5.000, 9.000 sisanya mati.

“Nah, itulah yang harus kami percepatan, kami tidak memiliki dokter, kami bahkan tidak memiliki keterampilan, tetapi kami tidak bisa menunggu pendidikan diselesaikan selama 4 tahun. Itu sebabnya kami membawa mereka (dokter dari Arab Saudi) untuk mengajari kami harapan. Karena kami berbeda, jika kami mengirimkannya, itu hanya orang yang dapat, jika kami mengundang di sini, kami dapat membawa mereka 10 hingga 15 dokter.

Budi berharap bahwa dokter asing tidak hanya dapat berbagi pengetahuan dengan harapan kita, tetapi juga di bidang lain seperti Bali, sehingga komunitas sekitarnya sebagai NTT dapat dikelola.

Anjing sebelumnya telah menjelaskan bahwa Indonesia tidak memiliki dokter spesialis.

Tidak hanya sehubungan dengan negara -negara maju seperti Inggris, tetapi juga dibandingkan dengan negara -negara Indonesia, yaitu India.

“Kami memiliki dokter khusus yang sangat singkat, dokter kami lulus 12 ribu per tahun. Negara -negara seperti Inggris Raya adalah kelima dari kami, lulusan dapat menjadi 9000 hingga 10.000. Jika kami seperti Inggris Raya, itu dikalikan lima, dari 45 ribu hingga 50 ribu per tahun. Kami hanya 12 ribu per tahun”, jelas Buda.

Dengan cara yang sama, dibandingkan dengan India. Negara ini memiliki dokter spesialis hingga 100 ribu per tahun.

“Faktanya, populasinya hanya lima kali, jadi kita harus memiliki 20 ribu atau 25 ribu per tahun, sekarang kita hanya memiliki 12 ribu,” tambah Budi.

Dengan kata lain, lulusan spesialis Indonesia tetap lebih rendah dari negara -negara maju atau berkembang.

“Menunjukkan bahwa dibandingkan dengan negara -negara maju yang tidak kami miliki, dibandingkan dengan negara -negara India yang lebih rendah dari kami, kami tidak miliki,” tambahnya.

Buda -Time, kurangnya dokter di Indonesia diperburuk oleh distribusi yang tidak teratur.

Distribusi dokter yang tidak setara di kota dan di daerah itu menurut Buni disebabkan oleh seorang dokter yang tidak seimbang oleh kota dan kota.

“Kadang -kadang mekanisme pendidikan kita hanyalah orang -orang di kota yang dapat memasuki populasi lokal secara umum adalah sebagian kecil. Mereka sebenarnya harus menjadi dokter spesialis yang akan bekerja di daerah rumah sakit yang tidak memiliki dokter.”

“Sekarang mereka yang dirawat sebagai dokter khusus sebagian besar warga negara. Inilah yang sekarang kita ubah dengan pangkalan rumah sakit di mana rumah sakit yang akan memberikan alat kami akan diutamakan untuk mempelajari dokter spesialis, bukan orang yang tinggal di kota,” jelasnya.

Budi juga mengundang para dokter kota untuk dipersiapkan untuk ditempatkan di daerah tersebut.

“Dia (seorang dokter di kota) harus pergi ke daerah itu, jika tidak, tidak akan selesai, orang mati di daerah itu.”

Sambil menunggu dokter spesialis untuk lulus dari pelatihan empat tahun, Budi memilih untuk memanggil dokter Arab Saudi untuk membantu manajemen pasien dengan jantung kekanak -kanakan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Alien Terlihat di ISS saat Astronot yang Terdampar Berupaya Kembali ke Bumi
Next post Chelsea Bangkit Taklukkan West Ham, Maresca: Kemenangan Luar Biasa