
Pengertian Zakat, Pahami Hukum, Jenis, Syarat, Rukun, dan Golongan yang Berhak Menerima
LIPUTAN6.com, Jakarta Zakat adalah salah satu dari lima pilar Islam, tidak hanya secara spiritual, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. Sebagai elemen dasar dari teori Islam, Zakat adalah alat penting untuk membangun kesejahteraan sosial dan keadilan dalam masyarakat.
Dalam implementasi, Zachat bukan hanya agama biasa. Zakat adalah bentuk tanggung jawab sosial dan juga aset Allah SWT yang diperlukan untuk membersihkan semua Muslim yang bisa. Melalui Zakat, Islam mengajarkan bahwa kita benar -benar memasukkan hak -hak orang lain yang harus direalisasikan.
Di zaman modern, pemahaman yang komprehensif tentang zakat menjadi semakin penting. Tidak hanya untuk memenuhi kewajiban agama, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi Zachat dalam kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi. Mari kita lihat lebih dekat pada Zakat dan berbagai aspek hubungannya, seperti yang diadakan oleh LIPUTAN6.com dari hari Minggu (1/19/2024).
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang pemikiran Zakat, kita harus mempelajari maknanya dari dua elemen utama (mis. Moralitas (bahasa) dan konsep) (konsep). Pemahaman yang komprehensif tentang konsep Zakat akan membantu kita melakukan ibadah ini sesuai dengan bimbingan Syariah dan mencapai tujuan kita yang akan datang dalam implementasinya.
Meditasi atau bahasa berasal dari kata Arab “zaka”, yang memiliki beberapa tanda dasar. Dalam literatur Quran dan Islam klasik, Zhaka adalah suci, baik hati, diberkati, tumbuh dan dewasa. Penanda ini terkait erat dengan zakat itu sendiri. Ketika seseorang melepaskan Zakat, ia sebenarnya mengembangkan kekayaannya sendiri membersihkan pada tingkat spiritual dan sosial.
Adapun istilah atau konsep Syariah, zakat didefinisikan sebagai bagian khusus dari aset yang harus dikeluarkan oleh semua Muslim untuk memenuhi kondisi yang ditentukan. Al-Madardi dalam buku Al-Hawi mendefinisikan Zakat sebagai serangkaian aset tertentu berdasarkan karakteristik tertentu dan memberikannya kepada kelompok-kelompok tertentu. Kemudian, peraturan modern memperkuat definisi ini, yang, menurut Menteri Agama, adalah Menteri. 2014 Halaman 52, Zakat adalah properti yang harus dikeluarkan oleh Muslim atau entitas komersial, yang akan diberikan kepada mereka yang memiliki hak untuk menyetujuinya di bawah hukum Islam.
Dalam istilah praktis, Zachat adalah sistem yang unik dan kaya dalam Islam. Berlawanan dengan sedekah sukarela atau Infaq, Zakat memiliki ketentuan khusus pada sudut pandang jenis aset, membutuhkan penerbitan, dan memiliki hak untuk menghabiskan waktu dan menerimanya. Sistem ini dirancang dengan cara yang menetapkan kesetaraan ekonomi dan kesejahteraan sosial di komunitas Muslim.
Sayyid Sabiq menjelaskan dalam buku Fiqh Sunnah bahwa dia disebut zakat karena dia mengandung berkah, membersihkan jiwa dan menyuburkan harapan dengan segala macam kebaikan. Penekanan pada kebersihan dan elemen pembangunan ini menunjukkan bahwa Zachart tidak hanya dimensi liturgi, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang signifikan.
Berdasarkan berbagai makna di atas, dapat disimpulkan bahwa Zachat adalah kewajiban finansial umat Islam untuk mengeluarkan bagian dari kekayaan yang memenuhi kondisi tertentu, dengan tujuan membersihkan dan mengembangkan properti dan mendistribusikannya ke kelompok yang berhak mendapatkannya. Pemahaman yang luas tentang konsep Zakat adalah dasar penting untuk implementasi yang benar dari ibadah Zakat dan realisasi tujuan sosial.
Sebagai salah satu pilar Islam, Zachat memiliki dasar hukum yang kuat dan permanen di antara para Islamis. Posisi Zakat dalam tugas -tugas dasar dalam Islam diberi berbagai saran, termasuk Quran dan Hadis. Memahami undang -undang dan proposal Zachat penting untuk mencapai yang mendesak dan konsekuensi dari menerapkan atau mengabaikan kewajiban Zachat.
Mengenai hukum Islam, Zakat memiliki posisi hukum pada semua Muslim yang memenuhi persyaratan tertentu (Fardhu’ain). Seperti yang sering disebutkan dalam Al -Qur’an, tugas ini setara dengan kewajiban doa. Ini menunjukkan bahwa Zakat bukan hanya saran atau pilihan, tetapi juga tugas untuk membawa konsekuensi sekuler dan ukhrawi bagi pelakunya.
Al-Choir, sebagai sumber hukum utama Islam, mengkonfirmasi tugas Zakat dalam berbagai tulisan suci. Salah satu argumen dasar adalah kata Allah swt dalam Quran 43, yang berarti: “dan membawa doa, menggunakan Zachat dan Rukaa dan orang -orang yang terburu -buru.” Ayat ini secara langsung menunjuk Zachat dengan implementasi yang sejajar dengan Ordo Doa.
Penunjukan Zakat sekali lagi diperkuat dalam ayat Quran 103, di mana Allah SWT berkata: “Ambil Zakat dari beberapa harta mereka dan bersihkan bersama mereka dan berdoa untuk mereka.
Dalam hadis itu, utusan Allah juga mengkonfirmasi status Zachat sebagai salah satu fondasi Islam. Dalam hadits yang disebutkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi berkata, “Islam dibangun dalam lima kasus: membuktikan bahwa tidak ada Tuhan, tetapi Allah dan Muhammad adalah utusan dan doa -doanya, memenuhi zakat, Ramadhan dan haji tercepat untuk doa bagi mereka yang bisa.” Hadis itu menempatkan zakat khususnya sebagai salah satu pilar dasar Islam.
Konsekuensi dari mengabaikan tugas Zakat juga dijelaskan di berbagai hadits. Dalam sejarah Buhari dan Muslim, mereka yang tidak bertemu Zakat dikatakan dihukum di bawah ini. Utusan Allah berkata, “Dapatkan kekayaan Allah, dan kemudian Dia tidak akan menemukan zakatnya, jadi pada hari penghakiman, hartanya akan menjadi ular yang hebat, membungkus lehernya.”
Dalam konteks modern, tugas Zakat telah diperkuat oleh peraturan di berbagai negara Muslim. Di Indonesia, misalnya, eksekutif Zachat diatur oleh Undang -Undang 1. Film 2011 23 tentang manajemen Zakat. Ini menunjukkan bahwa tugas Zachat tidak hanya diakui dalam agama, tetapi juga dilindungi oleh hukum nasional yang aktif.
Berdasarkan argumen di atas, dapat disimpulkan bahwa Zachat memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam, baik cara agama dan sosial dan ekonomi. Undang -Undang Zachat harus didukung oleh argumen Kath (beberapa) dan telah menjadi serangkaian sarjana dalam sejarah Islam. Ini diharapkan berada di kedalaman hukum, dan argumen Zachat akan meningkatkan kesadaran akan Muslim dalam memenuhi kepatuhan Zachat dengan hukum Syariah.
Dalam syariah Islam, Zachat dibagi menjadi beberapa jenis, masing -masing dengan peraturan dan karakteristik khusus. Memahami berbagai jenis zakat untuk memastikan bahwa kewajiban Zakat dapat sepenuhnya dipenuhi sesuai dengan kondisi dan jenis kepemilikan. Secara umum, Zakat dibagi menjadi dua kategori utama: Zakat Fitrah dan Zakat Shopping Centre. 1. Zachat Fellara
Zakat Fitrah adalah zakat, dan semua Muslim harus dibebaskan selama sebulan sebelum Idul Fitri. Jenis zakat ini memiliki gejala khusus karena secara langsung terkait dengan puasa Ramadhan. Menurut kebiasaan lingkungan setempat, zakat fitrah berjumlah 2,5 kg atau stapler 3,5 liter. Di Indonesia, biasanya dibayar dalam bentuk beras dan juga dapat diubah dalam bentuk uang yang layak dibatasi makanan. 2. Zakat Mal (properti)
Zakat Mal adalah Zakat, yang terletak di properti milik Muslim. Tidak seperti zakat fitrah, mal perbelanjaan zakat datang dalam berbagai kategori menurut jenis aset: emas, perak dan logam mulia zakat
Kategori ini berisi perhiasan, logam mulia dan barang -barang berharga lainnya yang terbuat dari emas atau perak. NISAB adalah 85 gram emas atau 595 gram perak, dan tingkat zakat setelah mencapai transit adalah 2,5% (satu tahun). Dalam konteks modern, kategori ini juga mencakup berbagai jenis investasi logam. B. Uang dan sekuritas zakat
Zakat tergantung pada uang, tabungan, setoran, saham, obligasi, dan berbagai investasi keuangan lainnya. Isi NISAB dan ZAKAT mengikuti ketentuan emas (85 gram) hingga mencapai 2,5%. Toko C. Zakat
Perdagangan atau bisnis Zakat tunduk pada aset yang dimiliki oleh perusahaan, baik dalam bentuk komoditas, real estat komersial atau aset produksi lainnya. Perhitungan ini didasarkan pada modal kerja bersih 2,5% (berkurangnya aset lancar). D. Pertanian Zachat dan Perkebunan
Jenis zakat ini memiliki gejala yang unik karena tidak memerlukan transportasi tetapi melepaskan setiap tanaman. Zakat memiliki angka yang berbeda: Pertanian Alami (air hujan) adalah 10%, dan 5% orang yang membutuhkan irigasi. e. Zachat untuk budidaya dan memancing ternak
Hewan Zachat ditanam tergantung pada ternak, seperti unta, sapi dan kambing, dan ada nisabur yang berbeda. Untuk memancing modern, toko zakat setara Zakat adalah sekitar 2,5%. F. Menambang Zachat
Bentuk produk penambangan adalah mineral, minyak dan penambangan lainnya, semuanya tergantung pada hasil bersih zakat memperoleh 2,5%. G. Zakat atau pendapatan profesional
Zakat profesional juga ijtihad, yang merupakan pengenaan atas pendapatan profesional atau pekerjaan. NISAB diseimbangkan dengan 85 gram emas, masing -masing 2,5%, dan dapat dibayar untuk setiap pendapatan atau diakumulasikan selama satu tahun. H. Zakat rikaz (aset hasil)
Rikaz adalah harta yang ditemukan di tanah. Zakat 20%, dan harus segera dilepaskan tanpa menunggu transportasi.
Memahami berbagai jenis zakat dapat memungkinkan umat Islam untuk memenuhi kewajiban Zakat dengan benar berdasarkan jenis aset mereka. Setiap jenis zakat memiliki kebijaksanaan dan tujuan khusus dalam ekonomi Islam, dan secara keseluruhan, Zakat bertujuan untuk membangun kesejahteraan yang sama dan keadilan sosial dalam masyarakat.
Saat menerapkan ibadah zakat, berbagai peraturan dan persyaratan perlu dipenuhi, termasuk terkait dengan pembayar zakat individu (Muzakki) dan aset. Pemahaman yang tepat tentang kondisi ini sangat penting untuk memastikan bahwa Zachat dirilis di bawah ajaran Islam dan mencapai tujuan potensial. satu.
Tugas Zakat hanya dilakukan oleh Muslim. Ini karena Zachat adalah salah satu pilar Islam dan bentuk ibadah yang membutuhkan perencanaan dan implementasi iman. Meskipun membayar umat Islam yang membayar Zakat tidak diizinkan, mereka masih memikul pajak dan tanggung jawab sosial berdasarkan peraturan yang valid di daerah tempat mereka tinggal. 2. Merdeka
Posisi kemerdekaan adalah klaim wajib Zakat karena berkaitan dengan kepemilikan penuh atas properti. Dalam konteks modern, situasi ini mungkin tidak relevan karena perbudakan telah dihapuskan, tetapi prinsip memiliki aset tetap sepenuhnya adalah bagian penting dari kewajiban Zakat. 3 .. Baligh dan Sin
Seseorang harus membayar Zachat ketika dia mencapai usia Barry dan memiliki akal sehat. Namun, untuk Zakat Mall, jika aset mereka mencapai NISAB, masih ada kewajiban untuk membayar Zakat ke Zakat melalui wali, karena Zakat terkait dengan hak properti, bukan hanya ibadat fisik. B. Klausul Aset 1 yang harus ditetapkan.
Harta karun konflik harus dimiliki sepenuhnya dan dikendalikan oleh orang yang mengeluarkan zakat. Ini berarti bahwa pemilik properti memiliki wewenang penuh untuk mengelola asetnya. Aset yang tetap kontroversial atau tidak dapat sepenuhnya berkomitmen. 2.
Islam menekankan bahwa harta harus diperoleh dalam makanan halal dan secara wajar diperoleh oleh Syariah. Akuisisi properti secara ilegal, seperti pencurian, korupsi atau riba, tidak valid karena itu adalah Ezakpadan. Prinsip ini menegaskan bahwa zakat harus diperoleh dari kekayaan baik dan ilahi. 3. Pengembangan (al-name ‘)
Properti yang dipesan sebenarnya harus memiliki kemungkinan pengembangan atau produktivitas. Misalnya, investasi uang, pembiakan ternak atau menghasilkan tanaman. Tidak ada aset yang disiapkan, seperti rumah pribadi. 4. Tiba di Nisab
NISAB adalah batas minimum yang harus menjadi aset Ezakpadan. Setiap jenis atribut memiliki dosis yang berbeda. Sebagai contoh, Golden Nisab adalah 85g, 595g perak nisab dan 5 produk WASAQ (sekitar 653kg). Aturan NISAB ini mencerminkan prinsip yang dikenakan oleh Zakat pada mereka yang memiliki kelebihan aset. 5. Transfer kedatangan
Sebagian besar jenis mal perbelanjaan zakat membutuhkan satu tahun kepemilikan properti (transportasi). Pengecualian ini berlaku untuk zakat pertanian yang diterbitkan pada saat panen dan zakat rikaz (aset). 6. Lihat Persyaratan Dasar
Pesanan yang dipesan harus menjadi keuntungan dari kebutuhan dasar pemilik. Kebutuhan dasar termasuk pakaian, makanan, tempat tinggal dan alat yang dibutuhkan untuk bekerja. Prinsip ini menunjukkan bahwa Islam tidak mencegah kemampuan rakyatnya. 7. Hutang tersedia
Aset yang menjadi Ezakpadan harus bebas dari hutang. Jika seseorang memiliki hutang yang harus dilunasi, jumlah utang harus dikurangi sebelumnya, dari aset ke Ezakpadan.
Pemahaman komprehensif tentang persyaratan wajib Zakat sangat penting bagi semua Muslim. Dengan memenuhi semua persyaratan ini, Zakat tidak hanya efektif secara hukum, tetapi juga mencapai tujuan sosial dan ekonominya dalam membangun kesejahteraan orang. Oleh karena itu, sebelum ia mengeksekusi zakat, setiap Muslim harus memastikan bahwa ia, sebagai Muzakk dan harta karunnya, memenuhi semua persyaratan yang ditunjuk.
Pilar Zakat adalah dasar untuk menerapkan penyembahan Zakat. Tanpa salah satu pilar ini, permintaan Zakat tidak dianggap valid di Syariah. Memahami pilar zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat diimplementasikan dengan benar dan sepenuhnya diimplementasikan. 1. Kerusakan (an-nyyyah)
Tujuannya adalah solusi pertama dan sangat penting dalam menerapkan zakat. Sebagai ibadah lainnya, Zachat harus memulai dengan rencana Allah. Niat ini dibedakan antara zakat dan donor atau sedekah biasa. Bahkan, niat Zachart sudah cukup untuk dilakukan dalam benaknya, tetapi diskusi dilakukan. Contoh Rencana Rafaz untuk Zakat: “NaWaitu A Ukhrija Zakata Zakata Mali Fardhan Lillahi Ta’ala” (Zakat, Fardhu, Fordhu untuk Allah Ta’ala “). 2. Muzakki (hiluran Zakat)
Muzakki adalah orang yang bertemu Zakat. Tidak semua orang bisa menjadi Muzakk karena persyaratan khusus perlu dipenuhi. Muzakki harus Muslim, Mandiri, Bali, Cerdas, dan memiliki aset yang meliputi NISAB. Dalam konteks modern, Muzakki dapat menjadi individu atau orang hukum milik Muslim (institusi/perusahaan). Keadaan Muzakk ini penting karena berkaitan dengan alasan publikasi Zakat. 3. Mustahik (penerima zakat)
Mustahik adalah orang yang memiliki hak untuk mendapatkan zakat. Al -Qur’an mendirikan delapan kelompok (keledai) yang berhak mendapatkan zakat dalam ayat 60. Keputusan mustishik harus dibuat dengan hati -hati untuk memastikan bahwa zakat benar -benar benar. Dalam praktik yang lebih modern, biasanya dikonfirmasi oleh agen amil zakat profesional. 4. Kementerian Keuangan adalah Ezakpadan (Al-Mal)
Itu adalah harta yang harus memenuhi standar tertentu. Tidak semua aset diperlukan. Harta karun yang dikeluarkan harus halal, dimiliki sepenuhnya, dikembangkan, diperluas ke NISAB, dan telah mencapai tarikan (untuk jenis aset tertentu). Dalam konteks ekonomi modern, beberapa aset dapat menjadi semakin beragam, termasuk berbagai jenis investasi dan aset digital. 5. Ijabqabul (pengiriman)
Persetujuan Qabul di Zakat adalah proses mengembalikan zakat dari Muzakk ke Mustahik atau perwakilan Amil. Meskipun tidak harus dalam bentuk seperti dalam bentuk perjanjian pernikahan, proses ini penting untuk memastikan bahwa Zakat memang mengubah kepemilikan. Dalam metode kerja modern, dimungkinkan untuk membuktikan bahwa setoran Lembaga Amil Zakat atau penerimaan dokumen yang mungkin dalam bentuk Qabul disetujui.
Lima pilar zakat saling berhubungan dan membentuk seluruh persatuan dalam implementasi ibadah zakat. Mengabaikan harmoni akan menyebabkan ketidaksempurnaan dalam implementasi Zakat. Oleh karena itu, semua Muslim yang melakukan zakat harus memastikan bahwa semua pemukiman ini sepenuhnya terwujud. Pemahaman dan implementasi pilar Zakat yang benar akan mencapai realisasi tujuan zakat secara spiritual dan sosial.
Allah SWT membentuk delapan kelompok yang berhak atas Zakat (keledai) di Bagian 60, masing -masing: Fakir: Orang yang tidak memiliki kekayaan dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Miskin: Orang yang memiliki kekayaan tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Amir: Orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Mulaf: Seorang pria yang baru -baru ini menjadi Islam, atau mengharapkan kecenderungan batinnya terhadap Islam. Riqab: Pelayan Sahaya ingin menyelamatkan dirinya sendiri atau membantu membebaskan para tahanan Muslim. Gharimin: Orang yang berutang halal membutuhkan dan tidak dapat membayar. Fisa Bilila: Pria yang memperjuangkan kebaikan publik dan Islamdawa. Ibn Sabil: Seorang turis yang kehabisan perjalanannya.
Memahami Zakat dan aspek -aspek terkaitnya adalah pengetahuan dasar bagi semua Muslim. Pemahaman yang baik tentang Zakat akan membantu kita menyadarinya dengan benar menurut kaum Islamis dan memaksimalkan potensinya untuk membangun kesejahteraan orang. Sebagai pilar Islam, Zachat tidak hanya kewajiban agama, tetapi juga sistem sosial-ekonomi yang, jika dikelola dengan baik, dapat berfungsi sebagai solusi untuk berbagai masalah ekonomi masyarakat.