
OJK Terus Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah
LIPUTAN6.com, Otoritas Layanan Keuangan di Jakarta (OJK) masih meningkatkan industri keuangan Islam di Indonesia. Penting karena keuangan Islam sesuai dengan demografi sosiositas Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan Presiden Provanso Subianto.
Ketua Dewan Komisaris, Mehendra Siregar, menekankan keterlibatan OJK dalam akses keuangan Islam ke industri industri keuangan Islam yang tertarik.
Mehendra menekankan pentingnya peningkatan keterikatan keuangan Islam yang cepat dan bahkan. OJK mengindikasikan bahwa sejak Januari 2025, total properti industri keuangan Islam telah meningkat 10,35 persen tahun -nada -nada (r.
“Kami telah bertanya kepada teman -teman di peringkat PUJK (jasa keuangan dalam jasa keuangan) dan tantangan kontra -man, dengan penyitaan, yang sesekali memiliki akses, yang sesekali memiliki akses, hanya dengan kekosongan, hanya dengan kekosongan, dengan akses kekosongan dan pojy 5,” yang menyebabkan kekosongan hanya dengan akses karena akses ke melihat keterbatasan dan Musthy.
Akses tambahan, Mehendra menyebutkan tantangan lain dari pengembangan industri keuangan Islam, yang merupakan variasi terbatas dari produk dan kurangnya sumber daya manusia di sektor ini.
Untuk mengatasi tantangan -tantangan ini, OJK menerbitkan sembilan peraturan (PJK) selama dua tahun terakhir, termasuk prinsip -prinsip yang terkait dengan bank syariah Syariah di Syariah Syariah Syariah.
Selain itu, tujuh SEOJK dikeluarkan, termasuk manajemen bus dan risiko UU, perubahan dalam aktivitas bisnis, dan mengimplementasikan produk BPRS.
Untuk mendorong persahabatan keuangan Islam, OJK mengembangkan Islam Islam keuangan keuangan program ini bermaksud untuk memperburuk keuangan Islam di Indonesia.
Presiden eksekutif menangani jasa keuangan, pendidikan dan perlindungan konsumen OJK, Fringica Widyasari Devi, dijelaskan bahwa pada percakapan pertama dan pusat keuangan lingkungan Pestortren. Namun, program ini saat ini diperluas sehingga PESTORTREN telah menjadi pusat kontraksi keuangan Islam, yang dapat menyebarkan manfaat dari komunitas sekitarnya.
“Jadi kami memasuki pesantren tidak hanya untuk mendidik siswa dan guru, tetapi juga di sekitar ekosistem,” kata Frididerica.
OJK memahami pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga bagian penting dari ekonomi lokal. EPIX tidak hanya menyediakan pendidikan dan akses keuangan Islam untuk siswa dan guru, tetapi juga membantu komunitas sekitarnya, termasuk pembiayaan saham untuk pesantren dan UMKM di lingkungan sekitarnya.
Selama implementasi, program EPIX mencakup pembukaan akses Islam, seperti investasi syariah, investasi dalam dana faria dan pembiayaan syariah di sektor sejati. Kekuatan dan Pengaruh Ekonomi UMKM
Kecuali untuk pembukaan akses keuangan, EPIX juga berfokus pada penguatan UMKM di sekitar pesantren. Terima kasih untuk program ini, PestorTren harus mendukung dan memastikan program keuangan MSME lokal dalam program keuangan Syariah.
Contoh keberhasilan dalam program ini adalah mengunjungi Fideriki di Daarul Mughni al-Maaliki Islamic School di Bogor.
Kegiatan telah membuat perwakilan dari 30 pesantren dengan total 6.000 peserta, menunjukkan minat tinggi dalam memasukkan enpusi keuangan Islam.
“Kemarin kami pergi ke salah satu pesantren Bogor, Daarul Mughni. Jarang, 30 perwakilan pesantren dikumpulkan.
Meskipun bahkan tumbuh dewasa, Fiderica mengklaim memiliki tantangan yang masih terkait dengan peningkatan keuangan Islam di Indonesia.
Salah satunya terbatas untuk mengakses masyarakat untuk membuka akun Syariah dan mengambil layanan keuangan Syariah lainnya, terutama di daerah terpencil.
“Produk keuangan dalam Islam juga harus lebih bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Bukan hanya nama lain, tetapi pengertiannya serupa,” katanya.
Tantangan lain adalah kurangnya pemain Islam dari industri keuangan yang dapat mengatasi kebutuhan orang -orang yang tumbuh.
OJK juga mendorong banyak pemain industri untuk menyediakan produk keuangan Islam baru dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, ini juga merupakan masalah dengan keberadaan sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan Islam. Banyak lulusan ekonomi Islam belum sepenuhnya siap menghadapi tantangan industri.
“Sumber daya manusia ini penting. Banyak migradis di Syariah, tetapi mereka menyetujui kebutuhan industri? Jadi kami mendorong hubungan dan ilmuwan dan industri yang kompatibel,” Fiderica.