
Mastel Ungkap Tantangan Lelang Frekuensi 1.4GHz untuk Hadirkan Internet Cepat dan Murah
LIPUTAN6.com, Jakarta – Pemerintah di Kementerian Komunikasi (Komunikasi dan Penggalian) adalah rencana lelang di 1,4 GHz. Ini adalah metode pemerintah untuk memperluas kedatangan kritis Brodband bagi masyarakat.
Rencana tersebut, rentang frekuensi ini, digunakan untuk layanan BWA (akses nirkabel luas). Meskipun di Indonesia, mengatasi kesenjangan digital, tegangan lelang 1.4GHz masih membutuhkan catatan.
Salah satunya berasal dari kepala Departemen Infrastruktur Infrastruktur Nasional (Sigit Puspito Wigati Jarot). Ini ditemukan di acara teknologi pagi yang berjudul “Lelang untuk siapa?”
“Komdiji harus dapat menyimpan 1.4GHz ini untuk solusi rentang luas di Kenya, jangan memenangkan ponsel dan menyadari perbedaannya.”
Dia berpikir bahwa ketika BWA dan kebijakan frekuensi jaringan benar, peluang tidak akan mengganggu pasar seluler. Bahkan, aplikasi ini benar -benar dapat membuka pintu untuk memasuki FO (serat optik).
Sementara itu, ketika layanan BWA dirilis dengan mekanisme pasar, ia dapat menonaktifkan pasar seluler. Tidak hanya Komdigi perlu memastikan bahwa kecepatan yang diberikan benar -benar perlu mencapai 100 Mbps.
“Jika Anda tidak diikat atau dilestarikan, itu harus 100 MB / detik, jika memungkinkan, itu dapat merusak sel sel di pasaran,” Cegate menjelaskan.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa Komgigi harus menetapkan aturan ketat untuk memastikan bahwa frekuensi 1,4 GHz digunakan untuk meningkatkan kualitas broaband tetap, berbeda dari aturan sel.
Pada kesempatan ini, ia juga menjelaskan bahwa banyak model kompetisi dapat digunakan untuk mengelola frekuensi ini, dari kompetisi berbasis infrastruktur dan formulir akses grosir hingga kemitraan antara sektor publik dan swasta.
“Setiap model memiliki manfaat dan tantangannya sendiri. Bagi Indonesia, pendekatan beragam yang mencakup kota bisa menjadi solusi yang tepat,” katanya.
Akhirnya, mereka juga khawatir tentang tingkat layanan post -auction. Dia mengatakan bahwa harga layanan seluler dan FWA harus dibedakan, karena harga sel adalah harga nasional dan FWA bisa jauh lebih beragam.
Perlu dicatat bahwa Kementerian Komdig (komunikasi dan digital) mengumumkan rencana lelang publik dengan 1,4 GHz. Langkah ini diambil untuk menyediakan internet ke rumah, yang memberikan kecepatan tinggi dengan harga yang wajar.
“Rencana lelang selesai pada paruh pertama tahun 2025. Kemudian, Komdiigi akan melakukan pelelangan untuk frekuensi lain.
Saat ini, menurut Benny, Komdiigi telah menunjukkan minat pada lebih dari 10 penyelenggara jaringan. Setidaknya tujuh penyelenggara mengumumkan minatnya.
“Oleh karena itu, kami menjadi mekanisme seleksi, tetapi itu tidak berarti bahwa para peserta akan berusia tujuh tahun karena penyelenggara yang meminta minat dapat ditingkatkan,” kata Benny di acara teknologi sarapan Jakarta pada hari Senin (24/24/2025).
Untuk informasi Anda, lelang frekuensi 1.4GHz dapat memberikan 100 Mbps. Rentang frekuensi ini digunakan untuk layanan BWA (akses nirkabel luas).
Dia mengatakan bahwa layanan BWA disediakan untuk mengimplementasikan jaringan tetap lokal berdasarkan teknologi IMT (Komunikasi Ponsel Internasional).
Ini karena penetrasi terpancar tetap (FBB) masih rendah di Indonesia, dengan hanya 21,31 % keluarga. Selain itu, kecepatan rata -rata tetap 32,10 mb per detik dan harga ISP tetap pada 100 Mbps.
Selain itu, rencana politik internet yang murah berfokus pada tingkat layanan internet yang terbatas atau bahkan area yang tidak menembus sama sekali.