gbk99

Kesepian Itu Ternyata Membunuh Lansia

Read Time:2 Minute, 17 Second

LIPUTAN6.com, Jakarta – Kesepian pada orang tua bukan hanya kesedihan yang normal. Di dunia medis, negara ini dipandang sebagai ancaman serius yang mempercepat penghancuran kesehatan dan bahkan usia.

Ini dibuat oleh seorang spesialis di konsultan geriatrik dan pelatih Asosiasi Gerontologi Medis Indonesia (PP Pergemi), Prof. DR. Siti Setia, Spd-Kger, M.Pid, Finasim, dikonfirmasi.

“Kesepian membunuh,” kata Prof. Siti ketika dia membahas efek isolasi sosial pada orang tua.

Menurut Prof. Dr. Siti menyebabkan kesepian tidak hanya gangguan psikologis seperti depresi, tetapi juga secara fisik utuh pada orang tua.

Salah satu kondisi yang sering disertai dengan kesepian adalah penyalahgunaan. Orang tua yang merasa kesepian cenderung kehilangan nafsu makan dan motivasi untuk menjaga diri mereka sendiri.

“Bersama -sama adalah kegiatan sosial. Segera setelah tidak ada teman untuk makan malas,” kata Health Liputan6.com di pinggiran acara ‘Festival Restoraraaktif 2025 untuk menghadirkan Alkitab di seluruh era untuk mendukung orang tua Indonesia yang hidup sehat dan aktif di Taman Ismail Marzuki, 28 Mei. 

Selain itu, kesepian terkait erat dengan peningkatan risiko penyakit kognitif seperti demensia atau kepikunan.

“Orang -orang yang kesepian sangat cepat mengalami kesan. Kesedihan, kesepian dan kesepian menyebabkan orang menjadi depresi dan kemudian menjadi demensia,” tambah Prof. Dr. Siti.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua orang lanjut usia tiga tahun masih ingin tinggal bersama keluarga. Namun, baik kehidupan di rumah maupun di komunitas yang lebih tua dan panti jompo adalah yang paling penting, kehadiran dan perhatian keluarga.

“Kunjungan rutin memberi orang tua perasaan bahwa mereka tetap dicintai dan kesehatan mereka dijamin,” kata Prof. Siti.

Dia menyarankan agar keluarga itu akan merencanakan kunjungan seminggu sekali berdasarkan kunjungan, terutama jika mereka memiliki lebih dari satu anak.

Menurutnya, kunjungan ini tidak harus menjadi kegiatan yang hebat. Mengobrol, bercerita atau hanya menemani jalanan, sangat berguna.

Kegiatan ini dapat merangsang fungsi kognitif dan memperkuat binding emosional.

“Hanya obrolan, undang Anda untuk pergi. Obrolan, cerita itu penting,” tambah Prof. Dr. Siti

 

Di era digital, banyak keluarga mempercayai panggilan telepon atau video untuk tetap terhubung. Prof. Siti mengklaim bahwa komunikasi digital tidak dapat sepenuhnya menggantikan pertemuan fisik.

“Telepon atau panggilan video dapat dilakukan, tetapi tidak menyatu secara fisik. Masih perlu,” katanya.

Kombinasi kunjungan langsung dan komunikasi digital adalah langkah yang ideal untuk menjaga kesehatan mental dan fisik orang tua dan untuk mencegah kesepian yang lebih lama.

 

Selain peran keluarga, keberadaan lansia dengan rumah yang ramah adalah solusi penting. Jenis tinggal ini harus dapat menciptakan komunitas di mana orang tua berkomunikasi dan merasa nyaman.

Menurut Prof. Dr. SITI adalah institusi seperti itu di Indonesia masih sangat terbatas. Dia mendorong orang yang lebih tua yang terjangkau dan memimpin rumah -rumah yang lebih tua yang segera berkembang.

“Model yang berkualitas dan terjangkau untuk kehidupan yang lebih tua masih sangat minim. Bahkan jika itu adalah solusi praktis dan manusia,” katanya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Protes Pelanggaran Tarif, Pengemudi Ojek Online Bakal Matikan Aplikasi Secara Massal
Next post GT Radial Jadi Ban Resmi di Ajang Subaru BRZ Super Series 2025