gbk99

Kawasan Industri Morowali Susun Blueprint Pembangunan Berkelanjutan Industri Nikel

Read Time:3 Minute, 24 Second

LIPUTAN6.

Komitmen bersama untuk perusahaan seperti Tsingshan Industrial, Tsingshan Eternal Group, Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd, Walsin Lihwa Corp, Gem Co Ltd, di CNGR Advanced Mateal Co Ltd.

Konselor Industri Tsingshan mengatakan dia bekerja dengan agen konsultan profesional eksternal untuk membuat sistem ESG tahun lalu.

Dimulai dengan masalah kesehatan dan keamanan, melindungi hak asasi manusia, mengelola manajemen dan pengembangan masyarakat, dengan mengacu pada standar internasional. 

“Konferensi ini dirangkum secara akurat oleh ESG IMIP dan menanggapi perhatian para pemangku kepentingan eksternal dan juga mempertimbangkan perkembangan terbaru dalam industri nikel.

Kepala Kantor IMIP ESG, Ou Xiangbin, menjelaskan secara rinci tentang hasil praktis dari sistem ESG di IMIP. Mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tingkat unit eksperimental mampu mengurangi tingkat kecelakaan, tingkat pengunduran diri karyawan dan meningkatkan kepuasan karyawan. 

Mengenai hak asasi manusia, wilayah ini telah mengembangkan strategi Goldenway untuk hak asasi manusia yang mendorong penyewa berusaha mencegah risiko hak asasi manusia. Mengenai penyelesaian uji rantai pemasok, banyak perusahaan telah membentuk sistem lengkap untuk uji rantai pasokan dan memperoleh standar internasional. 

“Berkenaan dengan pengembangan masyarakat, kami membuat penilaian komprehensif atas tanggung jawab sosial dan mempersiapkan rencana yang efektif untuk investasi masyarakat,” katanya.

Mengenai lingkungan dan mengurangi emisi karbon, banyak perusahaan telah menerima harga untuk melakukan permintaan biru dari Indonesia, sistem manajemen lingkungan ISO, serta sertifikat karbon dan karbon, sebagai bentuk penerapan prinsip -prinsip hijau dan rendah karbon.

 

Sebelumnya, Pt Indonesia Morwali Industrial Park (IMIP) telah berjanji untuk menambahkan EBTE baru (EBT) baru pada tahun 2025, dari Gas Power (PLTGU) dan Solar (PLT).

Pt Emilia Bassar, direktur PT Emilia Bassar, sudah menemukan perusahaan yang menggunakan sumber daya dari PLTGO, PT Dexin Steel Indonesia (PT DSI), yang merawat baja karbon dengan kapasitas produksi 6 juta metrik ton (MT) per tahun. 

“Sebenarnya, kita sudah, ada penyewa yang sudah menggunakan pembangkit listrik gas. Jadi sudah ada,” kata Emilia di markas PT IIP, Jakarta, 18 Desember 2024.

Di masa depan, Emilia menambahkan, PT IMIP akan terus mendorong penyewa di Zona Industri Nikel Morwali untuk beralih ke penggunaan pembangkit listrik EBT. Menurut program pemerintah yang bertujuan mencapai emisi nol murni (MZ) pada tahun 2060 atau lebih cepat. 

“Faktanya, kami mendorong Tenan untuk beralih dari pembangkit listrik ke pembangkit listrik lingkungan. Tentu saja, emisi akan berkurang. Salah satunya menggunakan tanaman menggunakan gas,” katanya. 

Selain PLTG, pencairan nikel juga akan didorong dan produk yang diproses akan didorong untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLT).

“Karena kami adalah manajer kawasan, jadi kami mendorong Twan untuk benar -benar pergi ke sana.

 

Di masa lalu, Pt Indonesia Morwali Industrial Park (IMIP) telah mencatat investasi $ 34,3 miliar, atau 552,23 triliun rupee (16.100 rupee per dolar AS) untuk jangka waktu 9 tahun (2015-2024) dengan aset industri nikel di reguessy, pusat. 

Jumlahnya meningkat lebih dari 3,16 miliar atau sekitar 50,87 triliun rupee dibandingkan dengan pendapatan investasi pada 2015-2023, yaitu 30,14 miliar dolar (485,25 triliun dolar). 

Pt Imipa Bassar mengatakan bahwa jumlah pendapatan investasi dalam real estat industri yang memperlakukan produk yang berasal dari nikel seperti besi besi dan stainless steel akan terus tumbuh. Selain itu, real estat industri terlibat dalam produksi bahan baku untuk mobil listrik (EV).

“Masih ada konstruksi dan pembangunan banyak penyewa (di IMIP). Jadi semuanya belum dibuat. Karena investor ini juga akan datang, maka kami terus berkembang di pertanian industri untuk nikel.”

Dady Kurniawan, Direktur Hubungan Media PT IMIP, mengatakan ada 8 perusahaan dalam proses konstruksi. 

Data ditambahkan: “Sebagian besar dari delapan perusahaan terkait dengan produksi bahan baku dengan baterai listrik.”

“Kami tidak dapat memprediksi masa depan karena kami juga harus beradaptasi dengan kemampuan di bidang ini. Jelas bahwa sekarang ada sekitar 65 perusahaan, 8 dalam proses konstruksi.”

Menurut catatan PT IMP, real estat industri Nickel berasal dari Morwali dari berbagai negara, dari Indonesia, Cina ke Australia. 

Untuk apa yang sekarang memasuki proses konstruksi dan akan segera beroperasi, termasuk PT Sulawesi, yang menghasilkan trombosis campuran hidroksida (MHP) sebagai nikel, dengan kapasitas produksi 80.000 MT (MT) per tahun. 

Lalu ada Indonesia Chengtok Lithium, yang diproduksi dengan kapasitas produksi 50.000 metrik ton per tahun, ke industri logam Teluk PT dengan kapasitas produksi 60.000 ton nikel MHP. 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Obat Lambung dengan Kandungan PPI Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi?
Next post Kembali Hadir di IIMS 2025, PLN Dorong Green Future Kendaraan Listrik di Indonesia