gbk99

Indonesia Mau Jadikan Telur Alat Negosiasi Tarif Trump ke AS

Read Time:2 Minute, 55 Second

LIPUTAN6.com, Jakarta – Menteri Koordinasi Mad (Menko Food) Zulkifli Hasan (Zulhas) berbicara dengan Amerika Serikat (AS) terkait dengan pengenalan tarif impor dalam produk Indonesia. Dia mengatakan barang telur memiliki kesempatan untuk menjadi alat yang akurat untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat.

Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia memiliki potensi tinggi untuk memasok konsumsi telur ayam ke negara -negara dengan gangguan produksi karena wabah HPA. Salah satu negara yang terkena dampak adalah Amerika Serikat. Saat ini, AS memiliki kekurangan telur, sehingga harga mencapai $ 4,11 atau sesuai dengan Rp 68 ribu.

Namun, di Indonesia, telur saat ini sedang mengalami surplus nasional hingga 288,7 ribu ton atau setara dengan 5 miliar barang per tahun. Bulan

“Alhamdulillah, orang -orang kehilangan telur, kami lebih banyak telur. Di mana -mana ada nasi, kami adalah kaldu nasi kami sekarang, kemarin saya diuji, bulog dikendalikan, yang baru saja menambahkan 800 ribu (ton). Dana tersebut menambahkan 2 juta (ton), massa beras kami adalah 2,8 juta,”

Pemerintah berusaha memberikan tarif di Amerika Serikat. Menurutnya, penggunaan timbal balik tentu akan digunakan dalam tugas perdagangan dunia dan selama resesi.

Selain itu, Zulhas mengatakan bahwa nasi Indonesia juga bisa menjadi salah satu bahan baku yang berpotensi mengekspor di masa depan.

Berdasarkan peramalan Badan Statistik Pusat (BPS), produksi beras Indonesia akan mencapai 13,9 juta ton pada April 2025, sementara kebutuhan nasional rata -rata adalah 2,6 juta ton per bulan, yang berarti Indonesia adalah 3,5 juta ton beras.

“Presiden mengharapkan perdagangan akan terjadi (tarif timbal balik), itu panjang.

Diplomasi sambil menunggu taruhan bersama  

Sebelumnya, Zulhas mengatakan pemerintah Indonesia akan segera secara diplomatis memberikan tarif yang diperkenalkan oleh Presiden Donald Trump.

“Sejauh menyangkut tarif, saya telah setuju dengan ekonomi koordinasi, Tuan Airlangg, tentu saja, kita perlu melakukannya sesegera mungkin untuk diplomasi,” kata Zulhas.

Zulhas mengatakan Indonesia-AU adalah dua negara yang saling membutuhkan. Menurutnya, Amerika Serikat adalah penjual kedelai terbesar di negara itu di Indonesia.

Dia menekankan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki perang dagang atau harga reaksi. Zulhas mengatakan itu masih bisa disepakati.

“Kami tidak memikirkan reaksinya, kami tidak seperti itu. Kami memiliki percakapan diplomatik. Karena kami melihat bahwa kami saling membutuhkan, ya. Saya pikir diplomasi adalah Menteri Koordinasi akan mengakhiri segalanya,” kata Zulhas.

Menteri ekonomi, yang merupakan anggota negara ASEAN atau Asia Tenggara, mengadakan pertemuan minggu depan. Pertemuan ini akan membahas solusi terbaik untuk memenuhi penggunaan tarif timbal balik atau timbal balik yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Itu diserahkan kepada Perdana Menteri Malaysia (Perdana Menteri) Anwar Ibrahim, sambil menghubungi Presiden Prabowo Subianto, Sultan Brunei Sultan Hasanal Bolkia, Presiden Filipina Bong Marcos dan Singapura Lawrance Wong PM di telepon.

“Saya memiliki kesempatan untuk berdiskusi melalui telepon dengan para pemimpin ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam dan Singapura untuk mendapatkan pendapat dan mengoordinasikan jawaban LED ke AS (AS) tarif pertanyaan tarif,” Anwar Ibrahim mengatakan akun Instagram di akun Instagram (AS), “

Dia mengatakan pertemuan di Menteri Ekonomi, yang berlangsung minggu depan, akan mengikuti negosiasi terkait solusi terbaik untuk penggunaan kebiasaan AS.

“Tuhan menginginkan, Menteri Ekonomi ASEAN akan terus membahas masalah ini minggu depan dan menemukan solusi terbaik untuk semua negara anggota,” katanya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebiasaan mendasar 10 persen dari semua impor dunia. Secara khusus, Presiden Trump mengenakan biaya 32 persen pada produk dari Indonesia.

Sementara itu, bea cukai timbal balik yang dituduh oleh Amerika Serikat terhadap negara -negara ASEAN, yaitu Malaysia dan Brunei Darussala 24 persen, 17 persen di Filipina, Singapura 10 persen. Kemudian Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen dan Thailand 36 persen.

  

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Persebaya Susah Payah Jinakkan 10 Pemain Borneo FC
Next post Kisah Diana Cristiana Dacosta Ati, Pejuang Pendidikan di Pelosok Papua Selatan