
Digitalisasi adalah Kunci
JAKARTA, sattamatka420.org – Pada akhir masa jabatannya pada 20 Oktober 2024, Presiden Djoko Widodo (Jokowa) meninggalkan banyak orientasi dalam pengembangan infrastruktur Indonesia dan transformasi digital. Presiden Jokowa berharap bahwa transformasi digital dapat menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi nasional di tengah -tengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, penggunaan peluang dalam ekonomi digital harus menjadi aspek komprehensif dan prioritas dari perlindungan konsumen. Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia harus dapat mengambil keuntungan dari semua sumber daya dan peluang yang ada untuk terus tumbuh. Jokowi menekankan bahwa potensi besar ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030 akan meningkat empat kali. Saat ini, jumlah ponsel aktif Indonesia adalah 354 juta dan populasinya lebih dari 280 juta. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), yang telah ditingkatkan dengan pernyataan presiden, melaporkan bahwa pada tahun 2023 dan 2024 enam program strategis diselesaikan untuk mempercepat distribusi pengembangan infrastruktur digital. Pertama, digitalisasi acara televisi nasional dengan berlalunya acara televisi analog ke dalam sakelar digital atau analog (ASO) dengan distribusi kotak set-rist (STB) ke lebih dari 1,3 juta rumah tangga miskin. Backbone Network Palapa Ring berfungsi sepenuhnya. Penggunaan Palapa Ring 57 Wilayah/Kota/Kota adalah 57% pada tingkat layanan (SLA) dan 100% pada layanan operasional kerja sama pemerintah dan entitas bisnis Palapa Ring (PPP). 1.720 MHz. Akhirnya, Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai pendukung integrasi data nasional telah dibangun oleh Pusat Data Nasional (PDN) di dua lokasi: Cikarang, Jawa Barat atau Batam di Kepulauan Riau, yaitu Cikarang, Batam dan Batam. Kementerian Informasi, Komunikasi, Informasi (Bakti Kemenkominfo) tahun ini mengungkapkan bahwa 82,6% populasi kurang beruntung, wilayah terjauh (3T) terhubung ke Internet. Ini seharusnya mendukung operasi Internet (Satria-Electronic, berdasarkan sistem pemerintah (SPBE) Republik Indonesia, dengan lebih dari 8,1 juta pengguna.