
Deflasi Berlanjut, Waspada Kenaikan Harga Saat Ramadhan
Republika.co.id, Jakarta – Indonesia mendaftarkan deflasi 0,48 persen (MTM) atau 0,09 persen (R) pada Februari 2025 pada Januari dan Februari 2025. Ini bernilai kecenderungan 50 persen.
Menurut kondisi nasional, Kalimantan utara juga mengalami deflasi 0,17 persen (MTM) atau 0,49 persen (YOY). Selama tren ini, pemerintah melihat kemungkinan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Wakil Koordinasi dan Pengembangan Kementerian Koordinasi Bisnis Kecil untuk Gongection, Ferry Irawan, menekankan pentingnya menggunakan pemotretan ini.
“Selama pidato tren deflasi, kita dapat menggunakan momentum saat ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Ferry dalam pernyataan yang dikutip (7/3/2025).
Namun di balik tren deflasi, ancaman harga sebelum Ramadhan dan Idul Fitri meningkatkan masalah serius. Kepala Kantor Perwakilan Indonesia di Kalimantane Utara -Province, Harissar Ginsar Manik, mengingatkan bahwa pemerintah tetap sadar akan pertumbuhan beberapa harga barang.
“Meskipun kami sedang mengalami deflasi, kami masih harus menyadari pergerakan barang yang secara historis mengalami harga di HBKN Ramadhan dan periode Idul Fitri,” kata Hasiando.
Untuk memprediksi masalah harga, otoritas lokal menginstruksikan langkah -langkah strategis, seperti operasi pasar, pergerakan makanan murah dan kerja sama yang diperpanjang antar wilayah (KAP). Selain itu, peran perusahaan regional (BUMD) juga akan ditingkatkan sebagai omong kosong untuk memastikan bahwa petani akan menerima keamanan harga.
“Selain itu, untuk memprediksi penurunan harga jangka panjang, peningkatan peran BUMD seperti yang tidak dipublikasikan, sehingga petani menerima hadiah.
Di sisi lain, sistem distribusi barang di beberapa daerah masih merupakan hambatan untuk menjaga stabilitas harga. Sejumlah masalah di pelabuhan Malunendung, Kota Tarakan, seperti keadaan crane kontainer tua, tingkat penggunaan dermaga, yang melebihi kapasitas, serta tingginya biaya pemuatan dan pembongkaran, berkontribusi pada lambatnya aliran barang dan kenaikan harga di pasar.
Mencoba meningkatkan sistem logistik, PT Pelindo berencana untuk mengembangkan dermaga baru dan menjaga crane baru untuk meningkatkan distribusi barang dan mengurangi biaya logistik. Untuk memperkuat daya beli orang, pemerintah juga mendorong distribusi pinjaman bisnis (kedokteran) untuk petani dan nelayan, serta penggunaan asuransi untuk mengurangi risiko tanaman.
“Dengan distribusi kedokteran untuk petani dan nelayan, diharapkan bahwa akses ke pembiayaan untuk modal operasional dapat dipromosikan oleh sektor pertanian dan perikanan di provinsi utara Kalimantan,” kata Ferry.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah, kami berharap stabilitas harga dapat dijaga selama meningkatnya permintaan dari Ramadhan dan Idul Fitri, sehingga daya beli orang akan tetap dilindungi.