gbk99

Bjork Sebut Spotify Sebagai Hal Terburuk yang Pernah Terjadi di Industri Musik

Read Time:1 Minute, 32 Second

Republic.co.id, Jakarta – Musisi Irlandia Bjork telah menekan platform musik Spotify dengan menyebutkan hal terburuk yang terjadi pada musisi. Dia juga menunjukkan bagaimana budaya streaming mengubah industri musik dan melukai artis, terutama pendatang baru.

Menurut Bjork, streaming menciptakan banyak tekanan bagi musisi untuk terus melepaskan pekerjaan secara konsisten untuk validitas dan pendapatan. Ini dianggap terhambat oleh proses kreatif yang membutuhkan waktu dan privasi.

“Hanya keheningan yang dapat menciptakan karya baru. Tapi sekarang kita harus lebih cepat dan melanjutkan pekerjaan baru. Budaya streaming telah mengubah cara kita bekerja. Dalam hal ini, Spotify mungkin adalah hal terburuk yang terjadi dengan musisi.”

Ini bukan pertama kalinya Bjork mengkritik platform aliran. Pada 2015, Bjork mengungkapkan keputusannya untuk tidak merilis album Vulnicura di Spotify untuk alasan untuk menghormati pekerjaannya.

Suatu sistem yang dianut oleh Spotify, Bjork Speed ​​tidak menghormati dedikasi dan waktu yang dilakukan musisi untuk menciptakan karya mereka. Dia mengatakan bahwa musisi membutuhkan bertahun -tahun untuk membuatnya, tetapi sistem aliran yang menyediakan seniman hampir gratis.

“Kamu telah melakukan sesuatu selama beberapa tahun. Dan kemudian kamu berkata, ‘Oh, itu gratis.’ Ini bukan tentang uang, ini tentang menghormati kerja keras dan menghargai pekerjaan yang Anda lakukan, “kata Bjork.

Pandangan Bjork konsisten dengan drummer antraks Charlie Benante. November lalu, Benante menggambarkan platform Spotify sebagai tempat di mana musik mati karena dianggap memberikan rasa hormat yang jujur ​​kepada pencipta karya.

“Secara tidak sadar, ini mungkin alasan mengapa kami tidak membuat album setiap tiga tahun, karena saya tidak ingin memberikannya secara gratis, jadi pada dasarnya itu adalah pencurian artis dari orang -orang yang menjalankan lokasi musik seperti Spotify,” katanya.

“Saya tidak berlangganan Spotify, saya pikir musik adalah tempatnya mati,” tambah Benante.

Spotify sendiri terus memanfaatkan kontroversi. Tahun lalu, CEO Spotify Daniel Ek menghadapi kritik setelah mengklaim bahwa kontennya terlalu mahal. Banyak musisi dan pengguna memperlakukan pernyataan ini sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap masalah yang dihadapi artis.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ngetes Bridgestone Turanza 6 di Beragam Kontur Jalan, Begini Hasilnya
Next post Prabowo Buka Opsi Impor LPG Lebih Banyak dari AS, Ini Respons Bahlil