
Berkat Inovasi Program Eco-edufarming, PHE WMO Kembali Raih PROPER Emas 2024
Bangkalan – Ptema Hulu Hulu Energi Energi Laut Terbuka Madura Barat (PHE WMO), Indone Timur Zona 11 Regional di Timur, memenangkan pertamina perjalanan substream lagi Pertama Pertama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (layak).
Hadiah ini diberikan kepada inovasi program-program pertanian lingkungan yang dikembangkan di desa Ecangdaja, distrik Tanjungbum, Kabupaten Bangkalan, Ida-Java, dengan 28 anggota Bumi Sentosa Sentosa Farmers (BSS).
Tahun ini, 4.495 perusahaan akan terdaftar dalam evaluasi yang benar, dengan 85 perusahaan dengan Gold, 227 Green Real Companies, 2649 Blue Right -Wing Companies, 1313 Red Right -Swing Companies dan 16 perusahaan mungkin berkulit hitam.
PHE WMO mengimplementasikan program ini menjadi penting untuk mengatasi lapisan bahan organik dan struktur tanah yang buruk sehingga kurang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.
Dari sisi sosial, penduduk desa Bandingda belum memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sumber daya alam. Begitu banyak potensi desa tidak digunakan secara optimal. Ini juga memastikan bahwa orang -orang di desa Bandangdoda lebih suka bepergian daripada tinggal di desa.
Selain itu, volume limbah hewan di desa ini cukup tinggi. Komunitas ini juga mengalami kecanduan dalam pemilihan buah dan sayuran dari luar pulau. Ahmad Marnawi, ketua Bumi Sentosa Farmers Group, mengkonfirmasi bahwa jika ada banyak lahan pertanian di Bandingdajaja, itu kering dan tidak dapat digunakan.
Warga jarang mengonsumsi buah -buahan dan sayuran karena stok diimpor dari Jawa, harga buah -buahan dan sayuran membuatnya mahal. Warga juga mencoba menanam sapi, tetapi selama musim kemarau tidak mudah menemukan hewan. Kekeringan bumi tidak membuat petani kaya dan mempengaruhi sektor pendidikan.
Akibatnya, phe wmo membuatnya menjadi kebutuhan yang mustahil. Program ini telah berhasil meningkatkan produktivitas 6,7 hektar lahan kering dan menggunakan 95,8 ton limbah daging sapi untuk pupuk organik, serta lebih dari 6 ton kelapa per tahun, digunakan untuk membantu penghematan air menggunakan sistem pertanian regeneratif.
Manajer Pertanian WMO M Basuki Rakhms mengatakan perusahaan juga telah memperkenalkan alat nutrisi tanah kepada penduduk untuk mengukur kandungan makanan yang penting, seperti nitrogrog, fosfor, dan kalium. Alat ini membantu petani untuk menyesuaikan aplikasi pupuk sehingga tanaman mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Penggunaan sensor dapat menyebabkan petani tumbuh secara optimal dan hasil yang lebih baik dengan tingkat 99,3 persen.