
Tips Jaga Kesehatan Paru bagi Jamaah Haji dan Umrah: Panduan Lengkap dari Ahli
LIPUTON 6.com, Jakarta – Dia menjalankan haji dan Umra pada saat dia mengharapkan umat Islam di seluruh dunia. Namun, tantangan kesehatan, terutama kesehatan paru -paru, adalah perhatian utama bagi kondisi lingkungan dalam debu, perubahan padat dan ekstrem. Oleh karena itu, penting bagi para peziarah untuk memahami tips melindungi kesehatan denyut nadi bagi para peziarah dan perintah sehingga mereka dapat dengan mudah beribadah.
Presiden Asosiasi Dokter Paru -Paru Indonesia (PDPI) mempresentasikan tujuh tips dan perintah untuk melindungi kesehatan paru -paru untuk Dewan Kehormatan, Profesor TOGRA Yoga Editama, Peziarah. Dalam penjelasannya, ia menekankan pentingnya mencegah penyakit pernapasan sehingga ibadah bisa nyaman dan aman. Pentingnya menjaga kesehatan paru -paru untuk peziarah dan perintah
Menurut Profesor Tajndra, ada dua jenis masalah kesehatan paru yang perlu dipantau dengan penyakit menular dan tidak menular. Penyakit paru non -inferior seperti penyakit paru -paru penghambat kronis (COPD) dan asma bronkial membutuhkan perhatian khusus. Sementara itu, penyakit menular seperti TB (TB), MERS-TOV, infeksi pernapasan akut (ARI) berada dalam bahaya menyerang para penyembah untuk waktu yang lama.
Persiapan yang baik untuk kesehatan sebelum pergi adalah kunci utama sehingga peziarah dapat menyembah ibadat maksimal tanpa masalah kesehatan di paru -paru. Berikut adalah beberapa tips untuk melindungi kesehatan kesehatan paru dan negara yang direkomendasikan oleh para ahli.
Vaksinasi adalah langkah pertama dalam mencegah dan bernafas paru -paru selama ibadah di tanah suci. PDPI telah merekomendasikan tiga tiga jenis vaksin untuk para peziarah dan ibu, IE: vaksin influenza untuk mengurangi risiko influenza parah yang dapat berkembang di pneumonia. Vaksin pneumonia untuk melindungi penumpang dari infeksi yang mungkin berakibat fatal. Vaksin RSV (virus sinkron pernapasan) yang mencegah infeksi pernapasan atas dan bawah dari pernapasan.
Pastikan untuk memvaksinasi fasilitas kesehatan yang andal sebelum pergi ke Tanah Suci sebelum tubuh dilindungi.
Kebersihan pribadi adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan paru -paru. Para peziarah disarankan: mereka sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Menggunakan topeng saat ramai atau di tempat yang berdebu. Hindari kontak langsung dengan orang sakit untuk mencegah penyebaran penyakit.
Langkah -langkah sederhana ini sangat efektif untuk mengurangi risiko infeksi pernapasan selama ibadah.
Jumlah pendapatan gizi yang cukup membantu meningkatkan daya tahan. Wisatawan disarankan: makan makanan nutrisi, terutama kaya akan vitamin C dan antioksidan. Di negara bagian Arab Saudi, cuaca panas telah meningkatkan air minum untuk mencegah dehidrasi. Ler hindari mengonsumsi zat yang menyebabkan masalah mewah atau pernapasan.
Kurangnya kenyamanan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan oleh karena itu tubuh lebih tidak aman untuk infeksi pernapasan. Pastikan: Tidur cukup setiap malam untuk menjaga tubuh. Hindari aktivitas berlebihan yang dapat menyebabkan kelelahan parah.
Dengan tubuh yang benar, peziarah dapat membuat ibadat lebih formal tanpa masalah kesehatan.
Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum pergi, untuk peziarah, termasuk riwayat penyakit paru -paru seperti asma atau obstruksi akut. Konseling ini penting: untuk memastikan bahwa kondisi paru -paru stabil. Dapatkan obat yang ditentukan yang diperlukan selama perjalanan. Mengetahui langkah pertolongan pertama dalam kasus gangguan pernapasan di Tanah Suci.
Debu dan polusi di tanah suci kerja untuk gangguan pernapasan para penyembah. Untuk mencegah hal ini, gunakan masker dengan filter udara luar, terutama di dalam debu. 7. Memahami gejala awal gangguan pernapasan
Wisatawan perlu mengidentifikasi tanda -tanda awal infeksi pernapasan untuk mengambil tindakan medis segera. Beberapa gejala harus dilihat: batuk yang terus -menerus bernafas dari rasa sakit di dada demam
Jika Anda menemukan gejala -gejala ini, cari tahu bantuan medis segera sehingga kondisinya tidak meningkat.
Profesor Tendra Yoga Aditma berbicara di acara yang diselenggarakan oleh PDPI, Asosiasi Kedokteran Haji dan Kementerian Kesehatan pada 26 Februari 2025. Acara ini juga didukung oleh GSK Indonesia dan meluncurkan buku “Pedoman Penyakit Paru -Paru untuk Haj dan Umra Health”. Buku ini diharapkan memiliki pedoman bagi staf kesehatan untuk bernafas untuk penyakit paru dan peziarah dan peziarah.
Karena penggunaan langkah -langkah pencegahan ini, peziarah dan peziarah dapat mengurangi risiko penyakit dan membuat ibadat lebih nyaman dan sehat.