
7 Bayi di Gaza Meninggal karena Kedinginan, UNICEF: Ini Tragis dan Sulit Diterima
LIPUTAN6.com, cuaca dingin Jakarta di Gaza sejak akhir Desember 2024 telah membuat beberapa bayi tidak berdaya. UNICEF melaporkan bahwa tujuh bayi meninggal karena dingin di Gaza.
Orang mati adalah bayi di Gaza yang lahir lebih awal dengan nama Jomaa al-Batran. Anak 20 hari itu meninggal dengan kepala yang dingin ketika ayahnya dikomunikasikan.
Setelah insiden JOMAA, Ali, segera dipindahkan ke Ruang Perawatan Khusus di Rumah Sakit Martyrs.
Sang ayah memberi tahu saya bahwa tim medis meminta mereka untuk menjaga bayi tetap hangat. Ini sangat penting karena mereka tinggal di tenda pengungsi dan suhu Gaza pada waktu itu di bawah 10 derajat C.
“Namun, kami berusia delapan tahun dan hanya empat selimut,” sang ayah mengutip AP.
UNICEF juga menekankan masalahnya lebih buruk di wilayah musim dingin.
“Sangat tragis dan tidak dapat diterima adalah bahwa sejak 23 Desember, 7 bayi dan bayi yang baru lahir meninggal karena dingin dan kurangnya tempat berlindung penuh di Gaza,” kata manajer media UNICEF Ricardo Pires kepada Anodulu pada hari Jumat, 3 Januari 2025.
Pires mengungkapkan bahwa kematian sangat berhenti. Namun, kondisi yang lebih buruk harus menghadapi keluarga dan anak -anak di Gaza selama lebih dari 14 bulan.
Pires juga memperingatkan bahwa anak -anak lain bisa mati. Ini karena suhu di Gaza terus turun.
“Dengan suhu yang diharapkan akan terus turun, sayangnya banyak kehidupan anak -anak akan hilang karena kondisi tidak manusiawi yang mereka temui dan tidak memberikan perlindungan terhadap dingin,” kata Pires.
Selain cuaca dingin, keluarga di Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang lebih luas. Pires mengatakan keluarga Gaza mengalami kesulitan menjadi tempat berlindung yang tidak memadai, nutrisi, dan perawatan kesehatan.
“Efek dingin, seperti peradangan dingin dan panas tubuh yang lebih rendah, menyebabkan risiko serius bagi anak -anak kecil di tenda dan penyimpanan sementara agar tidak sepenuhnya dilengkapi dengan cuaca dingin.
Pires mengungkapkan bahwa UNICEF, di bawah kondisi sulit ini, masih berjanji untuk “terus bekerja tanpa lelah”. Di antara mereka distribusi pakaian musim dingin, selimut dan peralatan darurat untuk anak -anak.
Namun, perlu memiliki skala yang lebih besar untuk menyelamatkan keluarga di Gaza.
“Namun, kemampuan organisasi kemanusiaan untuk memberikan penyelamatan pada skala yang diperlukan masih sangat terbatas,” tambahnya.