gbk99

SALURI, Upaya Deteksi Dini Lupus Si Penyakit Seribu Wajah

Read Time:2 Minute, 18 Second

LIPUTAN6.com, Jakarta – Luchak Erythematoma (LES) atau lebih dikenal sebagai Lupus, adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang beberapa organ. Di Indonesia, Vovchak telah menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang, dengan prevalensi sekitar 0,5% berdasarkan tim Kalima Handono dan Malang. Penyakit ini lebih cenderung menyerang wanita berusia antara 15 dan 45, usia produksi paling penting.

Serigala ini disebut “ribuan penyakit wajah” karena berbagai gejala dan sering menyerupai penyakit lain, seperti kelelahan ekstrem, nyeri sendi, letusan kulit dalam bentuk kupu -kupu dan demam yang berkepanjangan. Ini memperumit pengakuan lupus, jadi sering terlambat. Upaya pemerintah untuk deteksi dini

Untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong diagnosis dini lupus, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dari Republik Indonesia melalui arah pra -koma. (P2PTM) akan meluncurkan Program Saluri (memeriksa Lupus ITelf) pada tahun 2025. Program ini ditujukan untuk wanita usia subur, khususnya pengantin prospit, untuk menjadi lebih adil yang mengendalikan diri dalam objek layanan kesehatan.

“Melalui program Saluri, kami berharap publik akan lebih memahami pentingnya deteksi awal Vovchak sehingga kasus tersebut dapat diperlakukan lebih cepat dan lebih tepatnya,” kata Dr. City Nadiya Tarmizi, direktur P2PTM Kemenkes.

Menurut Dr. Nadiya, deteksi dini memainkan peran penting dalam pencegahan komplikasi serius. Perawatan yang cepat dan tepat dapat mencegah kerusakan pada organ seperti ginjal, jantung dan paru -paru, sambil meningkatkan kualitas hidup pasien.

 

Selama pertemuan media yang diadakan pada hari Selasa (12.12.202), dr. Nadiya menjelaskan bahwa deteksi awal Vovchak membutuhkan kerja sama yang beragam. Pemerintah pusat dan regional, organisasi profesional, perawatan kesehatan dan media memainkan peran penting dalam keberhasilan program ini.

Selain itu, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan prinsip -prinsip utama modul pelatihan dan pelatihan lupus untuk para profesional kesehatan, serta memperkuat program rekonsiliasi dengan BPJS Health sehingga pasien Vovchak menerima bantuan yang didukung.

 

Anna Ariana dengan RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo menjelaskan beberapa manfaat dari deteksi dini lupus: untuk meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien. Mencegah kerusakan konstan pada organ. Pengurangan biaya medis karena komplikasi serius. Pertahankan kinerja pasien untuk dapat bergerak dengan benar. Kurangi risiko wabah atau serangan lupus berulang.

“Pemeriksaan prematur sangat penting, terutama pada pasien dengan gejala seperti ruam kupu -kupu, nyeri sendi, upaya serius tanpa alasan yang jelas dan gangguan ginjal, seperti proteinuria,” kata Dr. Anna.

Jika setidaknya dua gejala ditemukan di organ yang berbeda, pasien harus segera ditujukan ke faskankes untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Karena kampanye pendidikan dan program deteksi dini, seperti salam, kita dapat berharap bahwa masyarakat akan semakin diakui oleh Vovchak. Oleh karena itu, orang sakit dapat memperoleh perawatan yang optimal dan tetap aktif dan produktif.

“Dengan langkah -langkah pencegahan terstruktur dan kerja sama yang kuat, kita dapat mengurangi jumlah kasus lupus di Indonesia, meningkatkan kualitas hidup orang dengan lupus”, diringkas dr. Nadiya.

Diagnosis dini bukan hanya langkah pertama penyembuhan, tetapi juga kunci untuk menjamin harapan hidup yang lebih baik bagi orang dengan lupus.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Dari Bayi hingga Dewasa, Ini Jenis Kemerahan Kulit yang Perlu Diwaspadai
Next post Menanamkan Sikap Toleransi Sejak Dini