
400 WNI Korban Scam di Myanmar Dipulangkan, Kenali Ciri-Ciri Penipuan Online
LIPUTAN6.
Mereka diselamatkan dari area konflik dan pergi ke Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand.
Acara ini menekankan bahaya penipuan online dan pentingnya kesadaran publik tentang modus operandi penipu.
Warga negara Indonesia dan direktur keamanan hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri Indonesia Judha Nugraha, 313 dari 400 warga negara Indonesia, termasuk lima orang hamil, termasuk pria dan 87 wanita diumumkan.
Korban penipuan online ini berasal dari 21 provinsi di Indonesia, provinsi yang paling asli adalah Sumatra Utara, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jakarta dan Sulawesi Utara.
Proses pengembalian ini termasuk kerja sama yang intens antara kedutaan Indonesia di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Bangkok dan Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok dan Yangon dan Hubinter Polisi Nasional.
“Kedutaan besar Indonesia di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok dan Yangon, Hubinter, memasuki negara itu, ditemani dan tiba.” Katanya.
Menurutnya, keberhasilan keselamatan ini telah menjadi bukti yang jelas tentang dedikasi pemerintah terhadap perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, terutama tentang perlindungan kejahatan online.
Kembalinya burger penipuan dari 400 warga negara Indonesia di Myanmar adalah kenangan penting tentang kebangkitan penipuan online. Wawasan tentang karakteristik scammers dan modus operandi sangat penting untuk melindungi diri dari kejahatan ini.
Oleh karena itu, seperti dikutip dari berbagai sumber, beberapa fungsi yang harus diikuti adalah: Identitas palsu: Scammer biasanya menggunakan identitas palsu, nama akun yang mencurigakan atau foto profil yang tidak pantas. Penawaran Menguntungkan: Perhatikan penawaran yang sangat baik untuk disadari dengan imbalan besar tanpa syarat atau investasi dengan laba yang fantastis. Tekanan Waktu: Penipuan sering membuat ketakutan kehilangan peluang dengan mendorong para korban untuk bertindak dengan cepat. Permintaan informasi pribadi: Jangan pernah memberikan informasi pribadi yang sensitif, seperti nomor rekening bank atau informasi pribadi lainnya kepada orang yang tidak dikenal. Bahasa Non -Profesional: Perhatikan tata bahasa dan menulis pesan yang diterima. Banyak kesalahan bisa menjadi indikasi penipuan. Jadi hindari -LA -FACE Meetings: Jika ada yang menolak panggilan video atau pertemuan langsung, pastikan. Selain itu, metode pembayaran: mencegah pembayaran melalui yökme atau voucher hadiah. Kesaksian Salah: Periksa orisinalitas pengiriman atau ujian. Teknik untuk Teknik Sosial: Scammer menggunakan manipulasi psikologis untuk memenangkan kepercayaan para korban. Detail Kontak Independen: Situs web atau profil media sosial tanpa detail kontak bersih harus dicurigai.
Selain fungsi di atas, penting untuk mengkonfirmasi informasi yang diterima melalui sumber resmi. Jangan segera percaya informasi yang diterima melalui e -Post, SMS atau media sosial tanpa persetujuan lebih lanjut.
Dengan bantuan kata sandi yang kuat, lindungi verifikasi dua langkah (2FA), kerjakan perangkat lunak secara teratur dan hindari mengklik koneksi atau lampiran email atau pesan yang dicurigai.
Pencegahan adalah kunci terpenting untuk mencegah penipuan. Jadilah insentif, berhati -hatilah dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika Anda dicurigai atau dicurigai dari tawaran atau permintaan.
Laporkan kegiatan yang mencurigakan kepada pihak berwenang atau platform yang relevan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan scammers, kita dapat melindungi orang -orang di sekitar kita dari kejahatan online.
Kembalinya 400 warga Indonesia dari Myanmar adalah kursus yang berharga bagi kita semua. Itulah mengapa penting untuk meningkatkan literasi digital dan untuk selalu menyadari berbagai bentuk penipuan.